Pages



Pengalaman pjang di sungai Tapa
18 orang yang terpilih mengikuti workshop menulis yang disponsori oleh eka tjipta foundation menuju Sungai Tapa, Tanjung Jabung Barat dari tanggal 15 hingga 20 februari.
Perjalanan dimulai UNJA Telanai. Selama kurang lebih enam hari kami dilatih berbagai cara dalam dunia Journalism.

Ruang kelas yang cOzy banget. Ada Wifi dan juga In focus.

Sahabat, saudari hingga adik baru. Ketemu di peltihan ini., padahal kami satu kampus, satu fakultas tapi Cuma bisa “say hello” saja kalo di kampus. Aku lebih akran dengan mereka. Gabung dengan mereka asik, Kak Bella bertanya-tanya kenapa aku kok senang maen dg mereka dibandingkan dengan seumuran ato yang lebih tua.
Menanam Pohon. Tanam pohon hari ini kelangsungan anak cucu kita di masa depan!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TRIP TO SUNGAI TAPA TUNGKAL,,,WORKSHOP MENULIS ETF TROTOAR JAMBI

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I. Judul : Sistem Urogenitalia
II. Hari/tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
III. Tujuan : Mengenal bagian-bagian dan susunan sistem reproduksi (internal dan eksternal) serta memahami fungsinya.

IV. Kajian Pustaka
Sistem genitalia atau alat kelamin merupakan alat reproduksi yang memegang peranan penting dalam usaha mempertahankan eksistensi jenis hewan dengan cara berkembang biak. Dibedakan atas : sistem genitalia maskulin (jantan) dan sistem genitalia feminine (betina)

Sistem Genitalia Jantan pada mamalia meliputi :
a. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.

b. Saluran reproduksi Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferens, dan vesikula seminalis.
Kelenjar seks asesori Jantan
• Vesikula Seminalis
Berupa sepasang kantong yang dindingnya berkelok-kelok, salurannya bermuara setelah bagian ampuladuktus deferen. Sekretnya berfungsi sebagai sumber energi bagi sperma serta menetralkan sifat asam vagina.
• Kelenjar Prostat
Pada mamalia merupakan kelenjar tunggal, terletak di bagian inferior kantong urin, mengelilingi uretra prostetik.
• Kelenjar Cowper.
Pada manusia berjumlah sepasang, ukurannya kecil, bentuknya menyerupai kacang polong, terletak di bawahnya kelenjar prostat.

Sistem Genitalia Betina pada mamalia meliputi :
a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis.
b. Saluran reproduksi
Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.



Organ Reproduksi Internal Betina
Vulva pada primata terdapat dua lapisan kulit, yaitu labia minora yang terletak di tepi vestibulumyang terbuka. Pada kera dan manusia terdapat labia mayora. Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan penis. Di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu kelenjar Bartholin.
(http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/03/viii-histologi-sistem-genetalia.html)

Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan gonadnya disebut testis, sedang pada hewan betina disebut ovarium. Pada mamlia jantan dilengkapi dengan adanya kelenjar asesori yang menghasilkan cairan sebagai medium sperma.sedang pada betina terdapat uterus
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim ( Nalbandov, 1995 ).

Kelenjar-kelenjar asesoris pelengkap
Yang termasuk kelenjar pelengkap adalah sepasang vesikula seminalis, prostate (yang pada tikus terdiri atas tiga lobi, sedangkan pada mamalia berupa bangunan tunggal), dan sepasang kelenjar bulbo uretra atau kelenjar cowper. Pada berbagai spesies terdapat variasi yang sangat berbeda, baik mengenai ukuran relatifnya maupun bentuk anatomi kelenjar-kelenjar aksesorisnya. Sel-sel sperma yang ditemukan dalam tubulus semi niverus serta duktus-duktus ekskreterius bagian proximal tidak dapat bergerak. Sel-sel sperma ini kemudian dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah mengadakan kontak dengan apa yang disebut dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit (trace) vitamin-vitamin serta enzi-enzim ( Dellmann, 1992 ).
(Kimball. BIOLOGI. 2003. Jakarta. Erlangga)
Sistem Reproduksi Jantan
Sistem reproduksi jantan terdiri atas :
1. testis
2. epididimis
3. duktus deferens
4. kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostate dan bulbouretralis )
5. uretra
6. penis
a. Testis
Testis dikelilingi oleh tunika vaginalis dan selubung testis, bila testis diangkat dari skrotum, lapisan parietan tunika vaginalis tetap melekat pada skrotum, sedangan lapisan viseralis pembalut periosteumpada testis (dan epididimis) tetap bertaut erat pada kapsula testis dibawahnya yaitu albuginea.

b. Epididimis
Epididymis mamalia merupakan alat kelamin aksesori dinamik, tergantung pada androgen testikularis untuk memelihara status diferensial epitel. Epididmis terdiri dari beberapa bagian diantaranya :
Duktus Deferens, duktus deferens sebanyak 8 sampai 25 buah menghubungkan testis dengan duktus epididimis. Duktus deferens bergabung dalam lobules kecil dengan batas jelas pada jaringan ikat. Epitel duktuli deferens berbentuk silinder sebaris yang mengandung sel-sel bersilia dan tanpa silia.

c. Duktus Deferens, merupakan kelanjutan dari duktus epididmis yang setelah membuat lengkung tajam pada ujung ekor kemudian berlanjut lurus membentuk duktus deferens dengan ciri bagaian awal duktus deferens terdapat dalam tunikulus spermatikus. Lipatan mukosa duktus deferens dibaluti oleh epitel silinder banyak lapis. Sebelum mencapai akhir saluran, epiel nerubah menjadi epitel sebaris.

d. Kelenjar Aksesoris
Terdiri dari Glandula Vesikulosa, Kelenjar Prostat, dan kelenjar Bulbouretralis. Glandula Vaskulosa terdapat sepasang yang bersifat sebagai kelenjar tubulus majemuk. Epitel kelenjar bertipe silinder banyak lapis dengan sel-sel tinggi dan sel basal kecil. Duktus sekretoris utama dan intralobularis dibatasi oleh epitel berbentuk kubus yang serupa atau berbentuk silinder banyak lapis.
Kelenjar prostat, merupakann kelenjar tubulal veolar berkembang dari epitel uretra pelvis. Secara topografik dibedakan dua bagian, bagian padat kelenjar atau luar (corpus prostate) dan bagian yang menyebar atau bagian dalam (parsdisse minata prostate)
Kelenjar Bulbouretralis, terdapat sepasang kelenjar cowper terletak di dorsallateral uretra dalam rongga pelvis. Bersifat sebagai kelenjar tubulus majemuk (babi, kucing dan kambing jantan) atau tubulaalveolar (kuda, sapid an domba jantan). Ujung kelenjarnya dibatasi epitel silinder sebaris tinggi dan kadang-kadang tampak sel basal.

e. Uretra
Uretra hewan jantan dibagi atas tiga segmen yaitu prostat, membranosa, dan spanguosa. Epitel pembalut utama adalah epitel peralihan dengan bercak-bercak epitel silinder sebaris, epitel silinder banyak baris atau kubus baris.

f. Penis
Terdiri atas korpora kavernosa penis, terdapat sepasang yang muncul dari tuberosirus isiodikus dan membentuk badan penis (corpus penis). Selain korpora kevernosa penis juga terdapat glans penis yang dibaluti oleh tunika labuginea yang kaya akan serabut elastic, berlanjut membentuk trabekula yang mengitari rongga yang mengandung erektil mirip dengan korpus spongiosum penis.



Sistem Reproduksi Betina
a. Ovarium, merupakan kelenjar ganda sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin yang mampu menghasilakn secret berupa ovum (sekresi eksokrin) dan menghasilkan ovarium terutama estrogen dan progesterone (sistem endokrin). Pada ovarium terdapat beberapa bagian seperti folikel ovarium, utresia, kelnjar interstitial, korpus luteum.
b. Tuba Uterina (Oviduk
Bersifat bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke koruna uterine dan menyalurkan ovum, spermatozoa dan zigot. Terdapat tiga segmen yaitu infundibulum berbentik corong besar, ampula bagian berdinding tipis yang mengarah ke belakang dar infundibulum dan isthmus segmen berotot sempit yang berhubungan langsung dengan uterus.

c. Uterus
Merupakan tempat implantasi konsptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio) yang selanjutnya menjalani serangkaian perubahan. Terdiri dari koruna bilateral yang dihubungkan dengan tuba uterine, korpus dan serviks, yang berhubungan dengan vagina.

d. Serviks atau leher vagina
Berdinding tebal karena berotot dan banyak mengandung serabut elastic mukosa sub mukosa membentuk lipatan primer tinggi dan berlanjut dengan lipatan sekunder dan tersier.

e. Vagina
Merupakan buluh berotot yang menjulur dari serviks sampai vestibulum. Lipatan memanjang rendah dari mukosa-sub mukosa terentang sepanjang vagina.

f. Vestibulum
Dibatasi dari bagian kaudal vagina oleh lipatan rudimenter yakni heimen. Dinding vestibulum memiliki lubang permuaraan uretra, kelenjar vestibularis mayor dan minor dan kadang-kadang saluran memanjang dukutus epoofuron (buluh gurtner).

g. Klitoris
Homolog dengan penis hewan jantan, terletak jauh dari daerah kaudal vestibulum dekat komisura ventralisdari vulva. Klitoris terdiri dari korpora kavernosa klitoridis yang bersifat ereksil, galns klitoris yang rudimenter dan prepusium klitoris.

h. Vulva
Dibentuk oleh labia vulvae. Bagian luar dibalut oleh kulit yang kaya akan kelenjar apokrin dan kelenjar palit. Buluh halus tersebar pada permukaan kulit. Labia banyak memiliki pembuluh darah dan pembuluh limfe kecil yang mengalaimi kongesti selama berahi sehingga tampak menggembung.
(Dellman Brown, 1992. Buku teks Histologi Veteriner II. Jakarta. UI Press)

Sistem Ekskretori, fungsi sistem eksretori adalah pemeliharaan keseimbangan lingkungan dalam (internal). Sistem ekskretori bertanggung jawab terhadap pemeliharaan uniformias hemolimf. Untuk melaksanakan fungsi ini, sistem itu membuang limbah metabolism dan bahan bahan yang berlebihan, terutama yang mengandung nitrogen serta mengandung kandungan garam dalam air. Organ ekskretori yang utama adalah tabung Malpighi, jaringan – jaringan yang lain diperkirakan mempunyai peranan bantuan.
Tabung Malpighi, tabung ini berada di dalam tubuh serangga yaitu pada saluran makanan diawal proktoderm. Penemunya bernama Marcello Malpighi, seorang ilmuan Itali pada abad ke 7. Jumlah tabung ini beragam, tergantung jenis serangganyaantara 2 samapai 250, dan umumnya berbelit. Jumlah tabung itu selalu dalam kelipatan dua (artinya berpasangan). Tabung-tabung itu bebas berada di rongga tubuh, digenangi oleh hemolimf.
Sistem ekskresi terdiri atas beberapa organ diantaranya :
1. Ureter yang merupakan pipa fibromuscalar yang ramping dan datar yang membawa urine dari ginjal ke vesika urinarua. Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic papilla pada jantan dan arteri vena uterus ovarian pada betina.

2. Uretra, yakni saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis menuju vesika urinaria (kantung air seni) Dinding uretra memiliki bebrapa lapisan yaitu :
a. Tunika mukosa yaitu lapisan dari dalam yang terdiri dari epitelium transisional, tunika sub mukosa, lamina propria, luar jaringan ikat padat tanpa papilla mengandung serabut elastis dan sedikit noduli limfasiki kecil.
b. Tunika muscularis yaitu otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan oleh jaringan ikat longgar dan anyaman serabut elstis.
c. Tunika Adventitia yaitu jaringan ikat longgar
- Ginjal memiliki karakteristik seperti kacang merah dan memiliki dua ekstremitas, dua batas dan dua permukaan
- Vesika urinaria yang merupakan kantong yang menampung urine dari kedua ginjal. Urine ditampung dan dibuang secara periodic. Struktur secara histologinya:
Mukosa, memiliki ginjal peralihan (transisional) yang terdiri dari lima sampai 10 lapis sel yang kendur, apabila terengang (penuh urine) lapisannya menjadi tiga atau empat lapis sel.
Propria mukosa, terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat limfonodulus atau kelenjar.
Submukosa terdapat di bawahnya terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar.
Tunika muskularis, cukup tebal, tersusun oleh otot longitudinal dan sirkuler (luar)
Lapisan paling luar atau tunika serosa berupa jaringan ikat longgar (jaringan arkoler), sedikit pembuluh darah dan saraf.
3. Ginjal, sepasang, berbentuk seperti kacang dengan warna kemerahan
4. Vesika Urinaria, kantung tempat menampung urin sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.
(http:///www.yudisastrawahyudi.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-histologi-sistem.html)





V. Alat dan Bahan
 Sepasang Mencit (Jantan dan Betina)
 Sterofom
 Alat bedah
 Jarum pentul
 Alkohol 95 %
 Tisu, kapas, sarung tangan dan masker

VI. Prosedur Kerja
a. Membius Mencit/ hamster dengan alcohol atau dibunuh dengan cara dislokasi leher (cervical dislocation). Letakkan hewan diatas sterofom, bagian ventral menghadap ke atas. Rentangkan kakinya dan ditusuk dengan menggunakan jarum pentul.
b. Setelah hewan mati, meletakkan hamster diatas sterofoam dan menusuk kaki dengan jarum pentul.
c. Menyayat hewan dengan menggunakan perangkat alat bedah dengan hati-hati. Membedahnya tidak sampai mengeluarkan darah
d. Mengamati organ reproduksi jantan pada hamster, dan juga organ reproduksi betina pada hewan yang sama.
e. Mengambar struktur morfologi reproduksi jantan dan betina pada hamster.












VII. Hasil Pengamatan






















VIII. Pembahasan
Pertama kali yang dilakukan adalah membius hamster atau dapat dilakukan dislokasi leher (cervical dislocasion) sampai hamster mati atau pingsan. Setelah itu hamster diletakkan di atas sterofoam dengan bagian ventral menghadap ke atas. Kemudian menusuk kaki hamster dengan jarum pentul pada sterofoam. Barulah dilaksanakan penyayatan terhadap tubuh hamster dengan menggunkan alat bedah seperti gunting dan pinset, dengan catatan hamster yang di bedah tidak boleh berdarah. Penyayatan juga diharuskan hingga terlihat membrannya (kulit ari) di bagian bawah kulit hamster. Proses pembedahan dan dislokasi leher berlaku untuk tiap-tiap jenis hamster (jantan dan betina). Dalam proses pembedahan tubuh hamster sangat dituntut kehatia-hatian, agar jaringan atau organ-organ pada hamster tersebut tidak rusak atau koyak.
Bagian inilah yang dinamakan sistem mesentaria, dan dari membran ini diambil sedikit sebagai preparat, dan meletakkannya pada cover glass lalu diamati di bawah mikroskop. Pada jaringan mesentaria terdapat kolagen, serabut elstik dan fibrosa. Fungsi jaringan mesentaria adalah memberi bentuk tubuh atau membantu menyokong tubuh, sebagai jaringan penghubung antara kulit dengan bagian dalam tubuh hamster.
Penyayatan dilakukan terus hingga semua organ yang ada di dalam tubuhnya tampak. Setelah selesai disayat singkirkan organ-organ yang tidak berhubungan agar dapat dilihat organ genitalianya.
Untuk dapat melihat organ-organ genitalia pada hewan jantan dan betina, terlebih dahulu harus meneteskan alkohol 95% pada organ-organ dalam hamster, agar bagian-bagian yang tertutupi oleh badan lemak dapat terlihat.
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditemukan sistem genitalia pada hamster jantan, diantaranya : epididimis yang terdiri dari duktus epididimis, duktus deferens, dan duktus eferens. Kelenjar asesori terdiri atas glandula vesikulosa, kelenjar prostat, dan kelnjar bulbouretralis, uretra yang terdiri atas segmen prostat, membranosa dan spongiosa,. Penis yang terdiri dari korpora kavernosa, glanspenis, yang berlanjut membentuk trabekula.
Sedangkan sistem genitalia yang ditemukan pada hamster betina di antaranya ovarium, tuba falopii (oviduk) yang terdiri atas tiga kornua bilateral, korpus dan serviks, vagina, vestibulum, klitoris dan vulva. Sedangkan sistem ekskretoria yang tampak pada percobaan adalah ginjal, ureter dan uretra.

IX. Kesimpulan
Sistem Urogenitalia terbagi atas dua sistem yaitu : sistem ekskretoria dan sistem genitalia. Sitem genitalia terbagi dua yakni, sistem genitalia jantan dan sistem genitalia betina. Untuk sistem genitalia betina terdiri dari kelenjar genitalia (ovarium) yang berbentuk lonjong yang ditahan oleh selaput mesovarium. dan saluran genitalia betina yang terdiri dari Oviduk yang berfungsi sebagai tempat bertemunya sel telur dan sel sperma, Uterus yang berfungsi tempat berkembangnya zigot menjadi embrio hingga waktu dilahirkan dan vagina yang merupakan tempat masuknya penis waktu kopulasi.
Untuk sistem genitalia jantan terdiri atas organ eksternal ( penis dan skrotum), organ internal (Epididmis, vas deferens, dan uretra), kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar koagulum, prostat, kelenjar cowper atau kelenjar bulbouretra, dan kelenjar prepusium.)
Alkohol pada percobaan pengamatan sistem genitalia berguna untuk melarutkan lemak yang menutupi organ-organ dalam tubuh hamster.
Sistem eksretori terdiri atas ginjal, ureter (Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic papilla pada jantan dan arteri vena uterus ovarian pada betina.), uretra, vesika urinaria. Uretra pada hewan jantan terdapat di dalam penis.



Daftar Pustaka
Kimball, John W. 1994. BIOLOGI jlid 2. Jakarta : Erlangga
http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/03/viii-histologi-sistem-genetalia.html
Dellman Brown, 1992. Buku teks Histologi Veteriner II. Jakarta. UI Press
http:///www.yudisastrawahyudi.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-histologi-sistem.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pembahasan
I. Sistem Integumen
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, Carapak, tanduk, ranggah, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
sistem integumen terdiri atas :
1. Kulit
2. Rambut
3. Bulu
4. Sisik
5. Kuku
6. Carapak
7. Tanduk
8. Ranggah
9. Sisik pada Reptil
10. Paruh
1. Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.

Gambar1 : Diagram kulit manusia.
b. Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus.


Diagram kulit tebal pada manusia


2. Rambut
Rambut terdapat pada mamalia, adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan dan manusia, terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada tumbuhan.
Rambut pada manusia tumbuh di seluruh permukaan kulit, kecuali pada telapak kaki, telapak tangan dan bibir. Bagian tubuh yang memiliki rambut terpekat adalah permukaan dan bagian belakang kepala, alis, bulu mata dan bagian lainnya.
Data tentang rambut ;
Kecepatan pertumbuhan sehelai rambut rata rata 0,3 mm/hari
Kedalaman rambut di bawah kulit kepala: 4mm.
Diameter sehelai rambut 45 mikron
Jumlah rambut yang gugur setap hari 50-100 helai
Di atas 1 cm² kulit kepala kira-kira terdapat 200 helai rambut.

3. Bulu
Bulu menutupi seluruh permukaan tubuh aves. Pada aves jenis-jenis buli adalah sebagai berikut :
a. Pluma : Menutupi pada daerah tertentu pada tubuh. Pada bagian sayap disebut remiges, pada ekor disebut retises
b. Plumula : Jenis bulu yang kecil dengan rachis banyak, terdapat rami dan radi dab tanpa Radioli. Berfungsi sebagai Isolasi, terutama pada anak burung
c. Filoplumae : Merupakan rambut bulu yang sangat halus. Terdiri atas Rakhis dan rami, Calamus tereduksi. Karakteristik pada Kasuari. Dimana Hiporakhis sama tinggi dengan Rakhis, sedang burung lain Hiporakhis lebih pendek daripada Rakhis.


Bulu memiliki bagian-bagian sebagai berikut
Radi
Ladis
Batang buku
Umbiliku superior
Calamus

4. Sisik
Derivat kulit pada Pisces, berupa sisik yang merupakan bagian terluar dari ikan sebagai sistem pembalut tubuh. Sisik merupakan derivat dari lapisan dermis. Lapisan epidermis adalah lapisan terluar dari ikan. Sementara lapisan paling dalam adalah dermis. Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan tubuh ikan. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang lebih cepat,sebagai penutup luka,dan pencegah infeksi. Ada yang memanfaatkan lendir untuk menghindari diri dari kekeringan contohnya pada ikan African lungfish.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dibagi menjadi 5 jenis. Yaitu placoid pada ikan bertulang rawan, cosmoid yang hanya ada pada ikan fosil dan ikan primitif, ganoid yang biasa ditemukan pada Garfish atau paddle fish,cycloid dan ctenoid.
5. Kuku
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.








Gambar 2 : Kuku pada jari tangan manusia Gambar 3 : Kuku pada jari kaki manusia
6. Carapak
Carapak atau penandukan epidermis membentuk perisai pelindung, sebelah dorsal. Carapak terdapat pada Chelonia (penyu). Carapak terdiri atas 3 macam plat tanduk yaitu :
a. Plat Marginal : terdapat pada Bagian pinggir
b. Suatu seri dari olat-plat tanduk ditengah dari depan ke belakang berturut-turut disebut : Nukhal, Neural dan Pigal
c. Plat Kostal : antara neural dan marginal, bersatu dengan rusuk
Plastron dibangun bermacam-macam plat tandik, berturut-turut dari depan ke belakang :
Gular anterior
Humeral
Pektoral
Abdominal
Femoral
Anal
7. Tanduk & Ranggah
Tanduk dan ranggah adalah penonjolan di tepi pelipis. Perbedaan ranggah dengan tanduk adalah: Tanduk tidak dapat lepas dari hewan yang memilkinya, sedangkan ranggah dapat lepas. Persamaan dari tanduk dan Ranggah adalah berfungsi sebagai performance/penampilan, serta untuk penarik lawan jenis.

8. Sisik pada Reptil
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut.
Integumen pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum.
9. Paruh
Paruh sebagai pengganti gigi, umumnya terdaoat pada aves. Pada ayam merupakan penonjolan tulang tarsal dan metatarsal yang diselubungi oleh zat tanduk











II. SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.
Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin).
Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas D

 Hormon juga berfungsi untuk :
# mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual
# mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi
# mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
 Kelenjar endokrin / Organ utama dari sistem endokrin adalah:
# Hipotalamus
# hipofisis
# tiroid
# paratiroid
# pankreas
# Kelenjar adrenal
# testis
# ovarium


ini adalah gambar letak kelenjar endokrin :


Struktur Sistem Endokrin :
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh, sepertikulit, atau organ internal, seperti lapisan traktusintestinal.Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas(kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dankelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah .
Fungsi Sistem Endokrin :
Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang, menstimulasi urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduktif, memelihara lingkungan internal optimal.
Karakteristik Sistem Endokrin :
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular.Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.



Pembahasan Hormon :
A. Kelenjar Hipofise
Suatu kelenjar yang terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus yaitu : lobus anterior (adenohipofisis) dan lobus posterior (neurohipofisis). Beberapa hormon hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Tapi tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisis, beberapa diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah:
Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula danasam lemak, misalnya mengubah glukosa menjadi glikogen.
Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat.
Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatik.
ada sedikit tambahan tentang kelenjar penghasil hormon dan fungsinya.
Testis, menghasilkan hormon testosteron, berfungsi mempengaruhi ciri ciri kelamin sekunder pada laki laki
Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, berfungsi mempengaruhi ciri ciri kelamin sekunder pada wanita
Adrenal, menghasilkan hormon adrenalin, berfungsi untuk memicu denyut jantung
pankreas, menghasilkan hormon insulin, berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi glikogen
tiroid, menghasilkan hormon tiroksin, berfungsi untuk meningkatkan metabolisme tubuh, selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan hormon calsitonin yang berfungsi untuk mengurangi kadar kalsium pada darah
paratiroid, menghasilkan hormon parathormon, berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium pada darah

1. Lobus anterior ( adenohipofise ) = menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain. Contoh hormon antara lain:
 hormon somatrotopik = mengendalikan pertumbuhan tubuh.
 hormon tirotropik = mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.
 hormon ACTH ( adrenokortikotropik ) = menegndalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal
2. Lobus posterior ( neurohipofise ), lobus ini mengeluarkan 2 jenis hormon antara lain:
 hormon ADH (anti diuretik hormone) = mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos. ADH disebut juga sebagai hormon pituitrin.
 hormon oksitosin = merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang sphenoid

B. Hormon antidiuretik (ADH)
Hormon antidiuretik ((ADH) adiuretin, vasopresin) dibentuk di nucleus supraoptikus dan paraventrikular hipotalamus, dan ditransport ke lobus posterior kelenjar hipofisis melalui akson neuron penghasil hormon. ADH melalui reseptor V2 dan cAMP menyebabkan penggabungan kanal air ke dalam membran lumen sehingga meningkatkan reabsorsi air pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal. ADH juga merangsang absorsi Na+ dan urea di tubulus. Konsentrasi ADH yang tinggi juga menyebabkan vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3).
Rangsangan untuk pelepasan ADH adalah hiperosmolaritas ekstrasel (atau penyusutan sel) dan penurunan pengisian di kedua atrium, serta muntah, nyeri, stress, dan gairah (seksual). Sekresi ADH selanjutnya dirangsang oleh angiotensin II, dopamine, dan beberapa obat atau toksin (misal nikotin, morfin, barbiturat). Peningkatan perenggangan atrium serta asam aminobutirat-γ (GABA), alkohol, dan pajanan terhadap dingin menimbulkan efek penghambatan.

Kelebihan ADH
Sering kali terjadi akibat penigkatan pembentukan ADH di hipotalamus, missal, karena stress. Selain itu, ADH dapat dibentuk secara ektopik pada tumor (terutama small cell carsinoma bronchus) atau penyakit paru. Hal ini menyebabkan penurunan eksresi air (oligouria). Konsentrasi komponen urin yang sukar larut dalam jumlah yang bermakna dapat menyebabkan pembentukan batu urin (urolitiasis). Pada waktu yang bersamaan terjadi penurunan osmolaritas ekstrasel (hiperhidrasi hipotonik) sehingga terjadi pembengkakan sel. Hal ini terutama berbahaya jika menyebabkan edema serebri.

C. Struktur dan Fungsi Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan fosfat tubuh. Organ targetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH.
D. Struktur dan fungsi kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel delta yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat ,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.
Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di jaringan.
Efek anabolik penting lainnya dari hormon insulin adalah sebagai berikut:
a. Efek pada hepar :
1) Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa
2) Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis
3) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar.
b.Efek pada otot :
1) Meningkatkan sintesis protein
2) Meningkatkan transportasi asam amino
3) Meningkatkan glikogenesis.

c. Efek pada jaringan lemak
1) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
2) Meningkatkan penyimpanan trigliserida

E. Struktur dan Fungsi Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk kehidupan.
e. Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
e.1. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi mineralokortikoid (penyakit Addison’s) mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
e.2. Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme protein, keseimbangan cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas, dan terhadap stresor.
e.3. Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen menyebabkan virilisme. sementara kelebihan pelepasan estrogen (misalnya akibat karsinoma adrenal menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.


F. Struktur dan Fungsi Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.

f. 1. Testes
Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron melalui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH.

f.2. Ovarium
Seperti halnya testes, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.










III. SISTEM SARAF



Susunan saraf manusia merupakan bagian tubuh yang paling kompleks dan dibentuk oleh lebih dari 100 juta sel saraf (neuron), dan didukung oleh sel-sel glia yang jumlahnya lebih banyak. Rata-rata setiap neuron memiliki sekurang-kurangnya seribu hubungan dengan neuron lain, membentuk suatu system komunikasi yang kompleks.
Neuron mengadakan komunikasi yang cepat antara kelompok-kelompok sel yang diatur secara serial, sehingga memungkinkan penghantaran informasi yang cepat melewati jarak yang jauh.
Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh berupa jalinan komunikasi terpadu. Secara anatomis, susunan saraf dibagi dalam susunan saraf pusatyang terdiri atas otak dan medulla spinalis; dan susunan saraf tepi yang terdiri atas serat saraf dan kumpulan kecil sel-sel saraf yang disebut ganglion saraf.
Secara struktural, jaringan saraf terdiri atas dua golongan sel: sel saraf, atau neuron, yang biasanya memiliki juluran-juluran panjang; dan beberapa jenis sel glia, yang memiliki juluran-juluran pendek, yang menunjang dan melindungi neuron dan berperan serta dalam aktivitas neural, nutrisi neural, dan proses pertahanan dari susunan saraf pusat.

Neuron berespon terhadap perubahan (stimulus) lingkungan dengan mengubah perbedaan potensial yang ada antara permukaan luar dan dalam dari membrane. Sel-sel dengan sifat ini (mis. Neuron, sel otot, beberapa sel kelenjar) disebut dapat dirangsang (excitable) atau dapat diganggu (irritable). Neuron segera bereaksi terhadap stimulus dan modifikasi potensial listrik dapat terbatas pada tempat yang mnerima stimulus atau dapat disebarkan ke seluruh bagian neuron oleh membrane. Penyebaran ini disebut potensial aksi atau implus saraf, mampu melintasi jarak yang jauh; implus saraf meneruskan informasi ke neuron lain,otot dan kelenjar.
Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf terdiri dari bagian-bagian: badan sel saraf, serabut saraf dendrit dan serabut saraf neurit (atau akson). Badan sel saraf terdiri dari sitoplasma, butir-butir Nissl dan inti sel.
Sel saraf, atau neuron, adalah satuan anatomis dan fungsional independent dengan ciri morfologis majemuk. Mereka berperan pada penerimaan, penghantaran dan pemrosesan rangsang; pencetus aktivitas sel tertentu; dan pelepas neurotransmitter dan molekul-molekul penyampai informasi lainnya..
Sebuah neuron mempunyai badan sel (cell body) atau perikarion, yang relatif besar yang mengandung nukleus dan berbagai ragam organel seluler lainnya. Merupakan pusat trofik untuk seluruh sel saraf dan juga peka terhadap rangsang.Neuron memiliki penjuluran mirip serat yang disebut prosesus, sehingga sel mampu mencapai jarak yang jauh untukmenghantarkan pesan.
Ada dua jenis penjuluran neural yang umum: dendrit, yang merupakan juluran-juluran panjang dikhususkan untuk menerima stimulus dari lingkungan, dari sel apitelial sensoris, atau dari neuron lain dan kemudian mengirimkan sinyal dari ujungnya ke seluruh bagian lain neuron; dan akson, yang merupakan juluran tunggal yang dikhususkan untuk membangkitkan atau menghantar implus saraf ke sel lain melalui ujung neuron. Akson juga dapat menerima informasi dari neuron lain; informasi ini terutama mengubah penghantaran potensial aksi ke neurom lain.
Serabut saraf dendrit berupa serabut saraf berukuran pendek, berjumlah banyak dan bercabang banyak. Sedangkan akson berukuran panjang, biasanya hanya satu, diselimuti oleh seludang myelin berupa sel-sel Schwan serta bercabang menuju sinapsis. Di antara sel-sel Schwan terdapat celah yang disebut nodus Ranvier.

Bagian-bagian sel saraf memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:
1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf menuju ke badan sel saraf.
2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf.
3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel saraf menuju ke luar badan sel saraf.
4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan impuls menuju sel saraf lainnya.
Macam Sel Saraf pada Manusia

Sel saraf (neuron) pada manusia dibedakan menjadi tiga kelompok sel, yaitu sel saraf sensorik, sel saraf motorik, sel saraf penghubung (konektor dan adjustor). Contoh sel dan bentuknya dapat dilihat di gambar
Fungsi masing-masing sel saraf berbeda, yaitu:
1. Sel saraf sensorik menghantarkan rangsangan (impuls) dari reseptor (penerima rangsangan) ke susunan saraf pusat.
2. Sel saraf motorik menghantarkan impuls dari susunan saraf pusat ke organ efektor (penerima perintah).
3. Sel saraf konektor menghubungkan antara sel saraf sensorik dan motorik. Sebaliknya, dihubungkan oleh sel adjustor.
Masing-masing sel saraf memiliki bentuk dan ukuran serabut saraf yang berbeda. Akson pada sel saraf konektor lebih pendek dari pada sel saraf sensorik dan motorik.
Kemampuan sel saraf menanggapi perubahan lingkungan disebut sifat iritabilitas. Sedangkan sifat sel saraf yang dapat menghantarkan impuls disebut konduktivitas. Beberapa sel saraf berkumpul membentuk urat saraf .
Sistem saraf pusat
Sistem Saraf Pusat (SSP) meliputi otak (Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Diantara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.





Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Gbr. Penampang melintang sumsum tulang belakang
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
• Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa.



• Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.











• Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

• Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
• Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Sistem saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Susunan Saraf Tepi
Komponen utama dari Susunan Saraf Tepi (SST) adalah serabut saraf, ganglia, dan ujung saraf. Serabut saraf merupakan kumpulan serat saraf yang dikelilingi oleh serangkaian selubung jaringan ikat.
SERAT SARAF
Serat saraf terdiri atas akson yang dibungkus oleh selubung khusus yang berasal dari ectoderm. Gabungan serat saraf membentuk berbagai lintas pada otak, medulla spinalis, dan saraf tepi.
Serat saraf pada SSP dan SST memiliki perbedaan pada selubung pembungkusnya. Kebanyakan akson pada jaringan saraf dewasa dibungkus oleh satu atau banyak lipatan sel penyelubung. Pada serat saraf tepi sel penyelubung itu adalah sel schwan, sedangkan pada serat saraf pusat adalah oligodendrosit. Serat saraf tanpa myelin umumnya aksonnya bergaris tengah kecil. Sedangkan serat dengan myelin aksonnya lebih tebal dan dibungkus oleh makin banyak lapisan pembungkus kosentris yang membentuk selubung myelin.

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori.
2. lima pasang saraf motor.
3. empat pasang saraf gabungan sensori
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom (Saraf Tak Sadar)
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
•mengecilkan pupil
•menstimulasi aliran ludah
•memperlambat denyut jantung
•membesarkan bronkus
•menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
•mengerutkan kantung kemih • memperbesar pupil
•menghambat aliran ludah
•mempercepat denyut jantung
•mengecilkan bronkus
•menghambat sekresi kelenjar pencernaan
•menghambat kontraksi kandung kemih





Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengan saraf parasimpatik (bersifat antagonis).


Diagram sistem saraf manusia

Kesimpulan
Sistem Integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi dan menginformasikan makhluk hidup pada dengan lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, tanduk, kelenjar keringat, sisik tanduk dan sebagainya.
Sistem Integumen secara langsung maupun tidak barfungsi sebagai:
1. Proteksi
2. Penerima rangsang dari luar (eksteroreseptor)
3. Pengaturan suhu
4. Mengatur kadar cairan
5. Untuk respirasi (pada Katak)
6. Alat gerak (kelalawar)
7. Nutrisi
8. Alat absorbs
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timusB.
Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi daruratC. Klasifikasi Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak.
Sistem saraf pada hewan mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk dan juga menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama dalam sistem saraf adalah neuron dan saraf, yang memainkan peranan penting dalam koordinasi. Pada makhluk yang tidak memiliki otak, sistem saraf tidak menghasilkan atau menjalankan pikiran, gerakan dan emosi (lumpuh).














Daftar Rujukan

Van, 1992. Histologi Veteriner.
Campbell, Reece, Mitchelle. 2000. Biologi. Erlangga Jakarta
Pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php
www2.kompas.com/kompas-cetak
http://id.chinabroadcast.cn/
iqbalali.com/2008/10/07/aves-bulu
shareaqua.wordpress.com
abdurrazaq.wordpress.com
wikipedia.org/wiki/penyakit_kulit
Bahan ajar mata kuliah Perkembangan Hewan
www.Hewanpeliharaan.com/index2.php/
Ortipulang.blogspot.com
nurtama.blogspot.com
medicastore.com/index.php
id.wikipedia.org/wiki/sisik/
www.kolbe.co.id/files/cdk/files/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Total Pageviews

Follow Us

Instructions

Recent Posts

Contributors