I. Judul : Sistem Urogenitalia
II. Hari/tanggal : Kamis, 17 Desember 2009
III. Tujuan : Mengenal bagian-bagian dan susunan sistem reproduksi (internal dan eksternal) serta memahami fungsinya.
IV. Kajian Pustaka
Sistem genitalia atau alat kelamin merupakan alat reproduksi yang memegang peranan penting dalam usaha mempertahankan eksistensi jenis hewan dengan cara berkembang biak. Dibedakan atas : sistem genitalia maskulin (jantan) dan sistem genitalia feminine (betina)
Sistem Genitalia Jantan pada mamalia meliputi :
a. Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
b. Saluran reproduksi Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferens, dan vesikula seminalis.
Kelenjar seks asesori Jantan
• Vesikula Seminalis
Berupa sepasang kantong yang dindingnya berkelok-kelok, salurannya bermuara setelah bagian ampuladuktus deferen. Sekretnya berfungsi sebagai sumber energi bagi sperma serta menetralkan sifat asam vagina.
• Kelenjar Prostat
Pada mamalia merupakan kelenjar tunggal, terletak di bagian inferior kantong urin, mengelilingi uretra prostetik.
• Kelenjar Cowper.
Pada manusia berjumlah sepasang, ukurannya kecil, bentuknya menyerupai kacang polong, terletak di bawahnya kelenjar prostat.
Sistem Genitalia Betina pada mamalia meliputi :
a. Ovarium berjumlah sepasang, merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis.
b. Saluran reproduksi
Pada monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller. Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk (tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom.
Organ Reproduksi Internal Betina
Vulva pada primata terdapat dua lapisan kulit, yaitu labia minora yang terletak di tepi vestibulumyang terbuka. Pada kera dan manusia terdapat labia mayora. Di bagian dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan penis. Di kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu kelenjar Bartholin.
(http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/03/viii-histologi-sistem-genetalia.html)
Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan gonadnya disebut testis, sedang pada hewan betina disebut ovarium. Pada mamlia jantan dilengkapi dengan adanya kelenjar asesori yang menghasilkan cairan sebagai medium sperma.sedang pada betina terdapat uterus
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ reproduksinya dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim ( Nalbandov, 1995 ).
Kelenjar-kelenjar asesoris pelengkap
Yang termasuk kelenjar pelengkap adalah sepasang vesikula seminalis, prostate (yang pada tikus terdiri atas tiga lobi, sedangkan pada mamalia berupa bangunan tunggal), dan sepasang kelenjar bulbo uretra atau kelenjar cowper. Pada berbagai spesies terdapat variasi yang sangat berbeda, baik mengenai ukuran relatifnya maupun bentuk anatomi kelenjar-kelenjar aksesorisnya. Sel-sel sperma yang ditemukan dalam tubulus semi niverus serta duktus-duktus ekskreterius bagian proximal tidak dapat bergerak. Sel-sel sperma ini kemudian dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah mengadakan kontak dengan apa yang disebut dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit (trace) vitamin-vitamin serta enzi-enzim ( Dellmann, 1992 ).
(Kimball. BIOLOGI. 2003. Jakarta. Erlangga)
Sistem Reproduksi Jantan
Sistem reproduksi jantan terdiri atas :
1. testis
2. epididimis
3. duktus deferens
4. kelenjar aksesori (kelenjar vesikulosa, prostate dan bulbouretralis )
5. uretra
6. penis
a. Testis
Testis dikelilingi oleh tunika vaginalis dan selubung testis, bila testis diangkat dari skrotum, lapisan parietan tunika vaginalis tetap melekat pada skrotum, sedangan lapisan viseralis pembalut periosteumpada testis (dan epididimis) tetap bertaut erat pada kapsula testis dibawahnya yaitu albuginea.
b. Epididimis
Epididymis mamalia merupakan alat kelamin aksesori dinamik, tergantung pada androgen testikularis untuk memelihara status diferensial epitel. Epididmis terdiri dari beberapa bagian diantaranya :
Duktus Deferens, duktus deferens sebanyak 8 sampai 25 buah menghubungkan testis dengan duktus epididimis. Duktus deferens bergabung dalam lobules kecil dengan batas jelas pada jaringan ikat. Epitel duktuli deferens berbentuk silinder sebaris yang mengandung sel-sel bersilia dan tanpa silia.
c. Duktus Deferens, merupakan kelanjutan dari duktus epididmis yang setelah membuat lengkung tajam pada ujung ekor kemudian berlanjut lurus membentuk duktus deferens dengan ciri bagaian awal duktus deferens terdapat dalam tunikulus spermatikus. Lipatan mukosa duktus deferens dibaluti oleh epitel silinder banyak lapis. Sebelum mencapai akhir saluran, epiel nerubah menjadi epitel sebaris.
d. Kelenjar Aksesoris
Terdiri dari Glandula Vesikulosa, Kelenjar Prostat, dan kelenjar Bulbouretralis. Glandula Vaskulosa terdapat sepasang yang bersifat sebagai kelenjar tubulus majemuk. Epitel kelenjar bertipe silinder banyak lapis dengan sel-sel tinggi dan sel basal kecil. Duktus sekretoris utama dan intralobularis dibatasi oleh epitel berbentuk kubus yang serupa atau berbentuk silinder banyak lapis.
Kelenjar prostat, merupakann kelenjar tubulal veolar berkembang dari epitel uretra pelvis. Secara topografik dibedakan dua bagian, bagian padat kelenjar atau luar (corpus prostate) dan bagian yang menyebar atau bagian dalam (parsdisse minata prostate)
Kelenjar Bulbouretralis, terdapat sepasang kelenjar cowper terletak di dorsallateral uretra dalam rongga pelvis. Bersifat sebagai kelenjar tubulus majemuk (babi, kucing dan kambing jantan) atau tubulaalveolar (kuda, sapid an domba jantan). Ujung kelenjarnya dibatasi epitel silinder sebaris tinggi dan kadang-kadang tampak sel basal.
e. Uretra
Uretra hewan jantan dibagi atas tiga segmen yaitu prostat, membranosa, dan spanguosa. Epitel pembalut utama adalah epitel peralihan dengan bercak-bercak epitel silinder sebaris, epitel silinder banyak baris atau kubus baris.
f. Penis
Terdiri atas korpora kavernosa penis, terdapat sepasang yang muncul dari tuberosirus isiodikus dan membentuk badan penis (corpus penis). Selain korpora kevernosa penis juga terdapat glans penis yang dibaluti oleh tunika labuginea yang kaya akan serabut elastic, berlanjut membentuk trabekula yang mengitari rongga yang mengandung erektil mirip dengan korpus spongiosum penis.
Sistem Reproduksi Betina
a. Ovarium, merupakan kelenjar ganda sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin yang mampu menghasilakn secret berupa ovum (sekresi eksokrin) dan menghasilkan ovarium terutama estrogen dan progesterone (sistem endokrin). Pada ovarium terdapat beberapa bagian seperti folikel ovarium, utresia, kelnjar interstitial, korpus luteum.
b. Tuba Uterina (Oviduk
Bersifat bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke koruna uterine dan menyalurkan ovum, spermatozoa dan zigot. Terdapat tiga segmen yaitu infundibulum berbentik corong besar, ampula bagian berdinding tipis yang mengarah ke belakang dar infundibulum dan isthmus segmen berotot sempit yang berhubungan langsung dengan uterus.
c. Uterus
Merupakan tempat implantasi konsptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio) yang selanjutnya menjalani serangkaian perubahan. Terdiri dari koruna bilateral yang dihubungkan dengan tuba uterine, korpus dan serviks, yang berhubungan dengan vagina.
d. Serviks atau leher vagina
Berdinding tebal karena berotot dan banyak mengandung serabut elastic mukosa sub mukosa membentuk lipatan primer tinggi dan berlanjut dengan lipatan sekunder dan tersier.
e. Vagina
Merupakan buluh berotot yang menjulur dari serviks sampai vestibulum. Lipatan memanjang rendah dari mukosa-sub mukosa terentang sepanjang vagina.
f. Vestibulum
Dibatasi dari bagian kaudal vagina oleh lipatan rudimenter yakni heimen. Dinding vestibulum memiliki lubang permuaraan uretra, kelenjar vestibularis mayor dan minor dan kadang-kadang saluran memanjang dukutus epoofuron (buluh gurtner).
g. Klitoris
Homolog dengan penis hewan jantan, terletak jauh dari daerah kaudal vestibulum dekat komisura ventralisdari vulva. Klitoris terdiri dari korpora kavernosa klitoridis yang bersifat ereksil, galns klitoris yang rudimenter dan prepusium klitoris.
h. Vulva
Dibentuk oleh labia vulvae. Bagian luar dibalut oleh kulit yang kaya akan kelenjar apokrin dan kelenjar palit. Buluh halus tersebar pada permukaan kulit. Labia banyak memiliki pembuluh darah dan pembuluh limfe kecil yang mengalaimi kongesti selama berahi sehingga tampak menggembung.
(Dellman Brown, 1992. Buku teks Histologi Veteriner II. Jakarta. UI Press)
Sistem Ekskretori, fungsi sistem eksretori adalah pemeliharaan keseimbangan lingkungan dalam (internal). Sistem ekskretori bertanggung jawab terhadap pemeliharaan uniformias hemolimf. Untuk melaksanakan fungsi ini, sistem itu membuang limbah metabolism dan bahan bahan yang berlebihan, terutama yang mengandung nitrogen serta mengandung kandungan garam dalam air. Organ ekskretori yang utama adalah tabung Malpighi, jaringan – jaringan yang lain diperkirakan mempunyai peranan bantuan.
Tabung Malpighi, tabung ini berada di dalam tubuh serangga yaitu pada saluran makanan diawal proktoderm. Penemunya bernama Marcello Malpighi, seorang ilmuan Itali pada abad ke 7. Jumlah tabung ini beragam, tergantung jenis serangganyaantara 2 samapai 250, dan umumnya berbelit. Jumlah tabung itu selalu dalam kelipatan dua (artinya berpasangan). Tabung-tabung itu bebas berada di rongga tubuh, digenangi oleh hemolimf.
Sistem ekskresi terdiri atas beberapa organ diantaranya :
1. Ureter yang merupakan pipa fibromuscalar yang ramping dan datar yang membawa urine dari ginjal ke vesika urinarua. Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic papilla pada jantan dan arteri vena uterus ovarian pada betina.
2. Uretra, yakni saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis renalis menuju vesika urinaria (kantung air seni) Dinding uretra memiliki bebrapa lapisan yaitu :
a. Tunika mukosa yaitu lapisan dari dalam yang terdiri dari epitelium transisional, tunika sub mukosa, lamina propria, luar jaringan ikat padat tanpa papilla mengandung serabut elastis dan sedikit noduli limfasiki kecil.
b. Tunika muscularis yaitu otot polos sangat longgar dan saling dipisahkan oleh jaringan ikat longgar dan anyaman serabut elstis.
c. Tunika Adventitia yaitu jaringan ikat longgar
- Ginjal memiliki karakteristik seperti kacang merah dan memiliki dua ekstremitas, dua batas dan dua permukaan
- Vesika urinaria yang merupakan kantong yang menampung urine dari kedua ginjal. Urine ditampung dan dibuang secara periodic. Struktur secara histologinya:
Mukosa, memiliki ginjal peralihan (transisional) yang terdiri dari lima sampai 10 lapis sel yang kendur, apabila terengang (penuh urine) lapisannya menjadi tiga atau empat lapis sel.
Propria mukosa, terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf dan jarang terlihat limfonodulus atau kelenjar.
Submukosa terdapat di bawahnya terdiri atas jaringan ikat yang lebih longgar.
Tunika muskularis, cukup tebal, tersusun oleh otot longitudinal dan sirkuler (luar)
Lapisan paling luar atau tunika serosa berupa jaringan ikat longgar (jaringan arkoler), sedikit pembuluh darah dan saraf.
3. Ginjal, sepasang, berbentuk seperti kacang dengan warna kemerahan
4. Vesika Urinaria, kantung tempat menampung urin sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.
(http:///www.yudisastrawahyudi.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-histologi-sistem.html)
V. Alat dan Bahan
Sepasang Mencit (Jantan dan Betina)
Sterofom
Alat bedah
Jarum pentul
Alkohol 95 %
Tisu, kapas, sarung tangan dan masker
VI. Prosedur Kerja
a. Membius Mencit/ hamster dengan alcohol atau dibunuh dengan cara dislokasi leher (cervical dislocation). Letakkan hewan diatas sterofom, bagian ventral menghadap ke atas. Rentangkan kakinya dan ditusuk dengan menggunakan jarum pentul.
b. Setelah hewan mati, meletakkan hamster diatas sterofoam dan menusuk kaki dengan jarum pentul.
c. Menyayat hewan dengan menggunakan perangkat alat bedah dengan hati-hati. Membedahnya tidak sampai mengeluarkan darah
d. Mengamati organ reproduksi jantan pada hamster, dan juga organ reproduksi betina pada hewan yang sama.
e. Mengambar struktur morfologi reproduksi jantan dan betina pada hamster.
VII. Hasil Pengamatan
VIII. Pembahasan
Pertama kali yang dilakukan adalah membius hamster atau dapat dilakukan dislokasi leher (cervical dislocasion) sampai hamster mati atau pingsan. Setelah itu hamster diletakkan di atas sterofoam dengan bagian ventral menghadap ke atas. Kemudian menusuk kaki hamster dengan jarum pentul pada sterofoam. Barulah dilaksanakan penyayatan terhadap tubuh hamster dengan menggunkan alat bedah seperti gunting dan pinset, dengan catatan hamster yang di bedah tidak boleh berdarah. Penyayatan juga diharuskan hingga terlihat membrannya (kulit ari) di bagian bawah kulit hamster. Proses pembedahan dan dislokasi leher berlaku untuk tiap-tiap jenis hamster (jantan dan betina). Dalam proses pembedahan tubuh hamster sangat dituntut kehatia-hatian, agar jaringan atau organ-organ pada hamster tersebut tidak rusak atau koyak.
Bagian inilah yang dinamakan sistem mesentaria, dan dari membran ini diambil sedikit sebagai preparat, dan meletakkannya pada cover glass lalu diamati di bawah mikroskop. Pada jaringan mesentaria terdapat kolagen, serabut elstik dan fibrosa. Fungsi jaringan mesentaria adalah memberi bentuk tubuh atau membantu menyokong tubuh, sebagai jaringan penghubung antara kulit dengan bagian dalam tubuh hamster.
Penyayatan dilakukan terus hingga semua organ yang ada di dalam tubuhnya tampak. Setelah selesai disayat singkirkan organ-organ yang tidak berhubungan agar dapat dilihat organ genitalianya.
Untuk dapat melihat organ-organ genitalia pada hewan jantan dan betina, terlebih dahulu harus meneteskan alkohol 95% pada organ-organ dalam hamster, agar bagian-bagian yang tertutupi oleh badan lemak dapat terlihat.
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditemukan sistem genitalia pada hamster jantan, diantaranya : epididimis yang terdiri dari duktus epididimis, duktus deferens, dan duktus eferens. Kelenjar asesori terdiri atas glandula vesikulosa, kelenjar prostat, dan kelnjar bulbouretralis, uretra yang terdiri atas segmen prostat, membranosa dan spongiosa,. Penis yang terdiri dari korpora kavernosa, glanspenis, yang berlanjut membentuk trabekula.
Sedangkan sistem genitalia yang ditemukan pada hamster betina di antaranya ovarium, tuba falopii (oviduk) yang terdiri atas tiga kornua bilateral, korpus dan serviks, vagina, vestibulum, klitoris dan vulva. Sedangkan sistem ekskretoria yang tampak pada percobaan adalah ginjal, ureter dan uretra.
IX. Kesimpulan
Sistem Urogenitalia terbagi atas dua sistem yaitu : sistem ekskretoria dan sistem genitalia. Sitem genitalia terbagi dua yakni, sistem genitalia jantan dan sistem genitalia betina. Untuk sistem genitalia betina terdiri dari kelenjar genitalia (ovarium) yang berbentuk lonjong yang ditahan oleh selaput mesovarium. dan saluran genitalia betina yang terdiri dari Oviduk yang berfungsi sebagai tempat bertemunya sel telur dan sel sperma, Uterus yang berfungsi tempat berkembangnya zigot menjadi embrio hingga waktu dilahirkan dan vagina yang merupakan tempat masuknya penis waktu kopulasi.
Untuk sistem genitalia jantan terdiri atas organ eksternal ( penis dan skrotum), organ internal (Epididmis, vas deferens, dan uretra), kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar koagulum, prostat, kelenjar cowper atau kelenjar bulbouretra, dan kelenjar prepusium.)
Alkohol pada percobaan pengamatan sistem genitalia berguna untuk melarutkan lemak yang menutupi organ-organ dalam tubuh hamster.
Sistem eksretori terdiri atas ginjal, ureter (Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic papilla pada jantan dan arteri vena uterus ovarian pada betina.), uretra, vesika urinaria. Uretra pada hewan jantan terdapat di dalam penis.
Daftar Pustaka
Kimball, John W. 1994. BIOLOGI jlid 2. Jakarta : Erlangga
http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/03/viii-histologi-sistem-genetalia.html
Dellman Brown, 1992. Buku teks Histologi Veteriner II. Jakarta. UI Press
http:///www.yudisastrawahyudi.blogspot.com/2009/11/laporan-praktikum-histologi-sistem.html
Saturday, February 13, 2010 |
Label:
academic
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment