Pages

ANALISIS VEGETASI


A1C408018
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

Abstrak
Analisa vegetasi secara garis besar adalah mempelajari komunitas tumbuhan yang mencakup identifikasi species, bentuk pertumbuhan spesies. Vegetasi erat kaitannya dengan sampling. Dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang ada. Diameter vegetasi yang dipilih memiliki diameter lebih dari 10 cm. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah dan pengaturan tata air tanah. Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik
Kata Kunci : Vegetasi, Plot, Metode Petak, Sampling,


Pendahuluan
Vegetasi di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967). Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit (Anonim, 2008). Sedangkan Muller (1974) menyatakan bahwa analisa vegetasi secara garis besar adalah mempelajari komunitas tumbuhan yang mencakup identifikasi species, bentuk pertumbuhan spesies. Sedangkan khusus synekologi atau ekologi komunitas tumbuhan dikenal sebagai phytososiologi atau sosiologi tumbuhan (Made, 1982).
Analisa pada berbagai sifat terdiri dari jenis yang kualitatif dan yang kuantitatif. Jenis yang kualitatif berifat memerikan karena kesulitan untuk mengukurnya, meskipun kebanyakan data kualitatif itu dapat ditentukan kuantitasnya kemudian, tetapi jenis yang kuantitatif adalah corak yang dapat diukur dengan mudah (Ewusie, 1990).
Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan :
Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.
Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar
Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsif penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agr individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaianTitik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis.
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984).
Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu


BAHAN DAN METODE
Percobaan mengenai analisis vegetasi ini dilakukan di Hutan Kampus Universitas Jambi, tepatnya kawasan hutan yang berada di belakang UPT Bahasa. Hal ini dikarenaka analisis vegetasi adalah pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies, jenis, peranan dan struktur dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Praktikum kali ini digunakan alat dan bahan seperti tali raffia, gunting, meteran, patok kayu dan alat tulis serta kertas label tentunya.
Selanjutnya tali raffia ditarik dengan ukuran panjang 8 meter. Kemudain dibuat petak (plot) berseling-seling. Pada pembuatan plot ini masing-masing kelompok bertanggung jawab pada satu plot yang telah dibagi, dan dua kelompok bertanggung jawab terhadap plot yang satunya lagi. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap keliling pohon, selanjutnya nama spesies yang ditemukan dicatat pada plot berapa spesies itu ditemukan. Terakhir spesies yang ditemukan diidentifikasi dan dimasukkan dalam tabel hasil penghitungan vegetasi lapangan.



HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data pengamatan

NO NAMA SPESIES JUMLAH PADA PLOT ∑
1 2 3 4 5 6
1 A I I I 3
2 B I I 2
3 C I I 2
4 D I I 2
5 E II 2
6 F I 1
7 G I II 3
8 H II I 3
9 I II I I 4
10 J I 1
11 K II 2
12 L I 1
13 M I 1
14 N I 1
15 O I 1
16 PETAI I 1
JUMLAH 3 7 6 2 5 6 29



Table 2. Data keliling, jari-jari dan bidang dasar suatu jenis
NO SPESIES Keliling (cm) r(cm) Luas (cm2) Bidang dasar
1 A1 101 16.08 812.63 13543.83
A2 55 8.75 240.62 4010.3
A3 35 5.59 98.19 1635.31
2 B1 210 33.44 3511.25 58520.89
B2 55 8.75 240.62 4010.3
3 C1 43 6.84 147.04 2450.66
C2 49 7.79 190.54 3175.8
4 D1 50 7.79 198.63 3310.5
D2 63 10.02 315.25 5254.28
5 E1 42 6.68 140.11 2335.24
E2 37 5.89 108.93 1815.55
6 F 103 16.39 843.93 14065.5
7 G1 45 7.16 161.14 2685.66
G2 43 6.84 147.04 2450.66
G3 135 21.5 1451.465 24191.08
8 H1 98 15.59 763.86 12731
H2 37 5.89 108.94 1815.66
H3 35 5.57 97.48 1624.67
9 I1 88 14.005 616.247 10270.78
I2 32 5.09 81.49 1358.16
I3 77 12.25 471.625 7860.41
I4 78 12.4 153.76 2562.67
10 J 133.5 21.25 1418.25 23637.5
11 K1 56 8.909 249.45 4157.5
K2 130 20.68 1344 22400
12 L 77 12.25 150.06 2501
13 M 47 7.47 55.80 930
14 N 47 7.47 55.80 930
15 O Buah
16 PETAI 48 7.64 58.36 972.82

Tabel 3. Hasil analisis petak kuadrat
NO NAMA JENIS KR(%) FR(%) DR(%) INP
1 A 10.22 56.28
2 B 6.8 37.5
3 C 6.8 37.5
4 D 6.8 37.5
5 E 6.8 37.5
6 F 3.4 18.76
7 G 6.8 56.28
8 H 6.8 56.28
9 I 13.62 74.04
10 J 3.4 18.76
11 K 6.8 37.5
12 L 3.4 18.76
13 M 3.4 18.76
14 N 3.4 18.76
15 PETAI 3.4 18.76
JUMLAH

PEMBAHASAN
Setelah dilakukan praktikum mengenai analisis vegetasi ini, didapatkan 14 spesies yang namanya belum diketahui, sedangkan dua di antaranya diketahui namanya yaitu petai hutan dan pohon medang, dan satu buah yang tidak diketahui dari spesies mana. Metode yang digunakan adalah metode intersepsititik.
Ewusie (1990) menyatakan Analisa pada berbagai sifat terdiri dari jenis yang kualitatif dan yang kuantitatif. Jenis yang kualitatif berifat memerikan karena kesulitan untuk mengukurnya, meskipun kebanyakan data kualitatif itu dapat ditentukan kuantitasnya kemudian, tetapi jenis yang kuantitatif adalah corak yang dapat diukurdengan mudah.
Kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu spesies dengan satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah spesies tersebut pada lokasi pengamatan. Nilai kerapatan belum dapat memberikan gambaran tentang bagaimana distribusi dan pola penyebarannya. Gambaran mengenai distribusi individu pada suatu jenis tertentu dapat dilihat dari nilai frekwensinya sedangkan pola penyebaran dapat ditentukan dengan membandingkan nilai tengah spesies tertentu dengan varians populasi secara keseluruhan (Arijani.2006).
Indeks nilai penting merupakan hasil penjumlahan nilai relatif ketiga parameter (kerapatan, frekwensi dan dominasi) yang telah diukur sebelumnya, sehingga nilainya juga bervariasi. Nilai INP tertinggi ditemukan pada jenis pesies A sebesar 59%. Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya atau pada lokasi penelitian. Sehinga dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa vegetasi dominan yang tersebar pada hutan Universitas Jambi adalah dari Spesies H.
Spesies yang terkecil terdapat pada spesies M dan N, sedangkan vegetasi yang dominan paling besar pada spesies B, J, F dan H.




KESIMPULAN
Frekuensi Relatif tertinggi terdapat pada spesies I yaitu sebesar 3,5%
Frekuensi vegetasi tertinggi terdapat pada Spesies I sebesar 67%
Frekuensi vegetasi terendah pada spesies B, F dan K yaitu sebesar 16 %
Dominansi vegetasi tertinggi terdapat pada spesies B yaitu sebesar 62.432
Analisis Vegetasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pesatnya penyebaran suatu spesies pada suatu area pangamatan/penelitian. Sehingga dapat diketahui kerapatan, frekuensi, dominansi, dan INP dari spesies itu sendiri. Dengan adanya kegiatan analisis vegetasi dapat diketahui komposisi jenis dan struktur tegakan alam.

DAFTAR RUJUKAN
Anonym ,2010 analisis vegetasi. http://www.indonesianusa.co.cc.html Diaakses tanggal 17 Desember 2010
Greig-Smith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology. Volume 9. Oxford:
Blackwell Scientific Publications
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. New York: Macmillan Publishing Co.
Latifah, Siti. 2008. Analisis Vegetasi Tumbuhan Hutan. USUlibrary.ebook.com. Diakses 15 Desember 2010
Setiadi, D. 1984. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan . KPH Purwakarta, Jawa Barat. Bogor: Bagian Ekologi, Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB.
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. ITB


LAMPIRAN
Frekuensi Mutlak (FM) = (jumlah plot yang terisi suatu jenis)/(jumlah seluruh plot)
Spesies a : 3/6 = 0,5
Spesies b : 1/6 = 0,16
Spesies c : 2/6 = 0,33
Spesies d : 2/6 = 0,33
Spesies e : 2/6 = 0,33
Spesies f : 1/6 = 0,16
Spesies g : 3/6 = 0,5
Spesies h : 3/6 = 0,5
Spesies I : 4/6 = 0,67
Spesies j : 1/6 = 0,16
Spesies k : 2/6 = 0,33
Spesies l : 1/6 = 0,16
Spesies m : 1/6 = 0,16
Spesies n : 1/6 = 0,16
Spesies o : 0/6 = 0
Petai : 1/6 = 0,16
∑ FM : 4,61
Frekuensi Relatif (FR) = (frekuensi suatu jenis)/(frekuensi seluruh jenis) × 100%
Spesies :0,5/4,61 × 100 % = 10,8 %
Spesies b : 0,16/4,61 × 100 % = 3,5 %
Spesies c : 0,33/4,61 × 100 % = 7,1 %
Spesies d : 0,33/4,61 × 100 % = 7,1 %
Spesies e : 0,33/4,61 × 100 % = 7,1 %
Spesies f : 0,16/4,61 × 100 % = 3,5 %
Spesies g : 0,5/4,61 × 100 % = 10,8 %
Spesies h : 0,5/4,61 × 100 % = 10,8 %
Spesies i : 0,67/4,61 × 100 % = 14,5 %
Spesies j : 0,16/4,61 × 100 % = 3,5 %
Spesies k : 0,33/4,61 × 100 % = 7,1 %
Spesies l : 0,16/4,61 × 100 % = 3,5 %
Spesies m : 0,16/4,61 × 100 % = 3,5 %
Spesies n : 0,16/4,61 × 100 % = 3,5 %
Spesies o : 0/4,61 × 100 % = 0 %
Petai : 0,16/4,61 × 100 % = 3,5 %
∑ FR : 99,8 %
Dominansi Mutlak = (Luas Bidang Dasar Suatu Jenis)/(luas SAtuan (Ha))
spesies A = 1150,62/0,06=19.177
spesies B = 3745,92/0,06=62.432
Spesies C = 2437,58/0,06=7293
Spesies D = 513,88/0,06=8564,6
Spesies E = 2490,044/0,06=4155,07
Spesies F = 843,93/0,06=14.065,5
Spesies G = 308,18/0,06=5136,3
Spesies H = 970,28/0,06=16.171,3
Spesies I = 1323,12/0,06=22.052
Spesies J = 1418,25/0,06=70.912,5
Spesies K = 1593,45/0,06=26.557,5
Spesies L = 150,06/0,06=1790
Spesies M = 55,80/0,06=930
Spesies N = 55,80/0,06=930
Spesies O = buah
Pete = 132,28/0,06=2204,6

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Follow Us

Instructions

Recent Posts

Contributors