Pages

bismillah

LAPORAN...LAPORAN LAGI

ANALISIS VEGETASI
Desmawati (A1C408054)
Kelompok IV:
Desmawati, Dede Nur Lela Sari, Dawam Suprayogi, Dianadita, Mahendra

ABSTRAK
Analisis vegatasi adalah cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 27 November 2010 di Hutan UNJA yang berada di belakang LAB. BAHASA . praktikum ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati. Parktikum ini dilakukan dengan membuat plot sebesar 10 x 10 meter, plot dibuat sebanyak kelompok yang ada. Diamati spesies yang ada pada plot yang diamati.
Keywords: Analisis vegetasi, tumbuh-tumbuhan

PENDAHULUAN
Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Dalam ekologi hutan satuan yang diselidiki adalah suatu tegakan, yang merupakan asosiasi konkrit. Analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan :
1. Mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat pohon dan permudaannya.
2. Mempelajari tegakan tumbuh-tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat dibawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput/alang-alang dan vegetasi semak belukar.
(Anonym 2010)
Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984; Sundarapandian dan Swamy, 2000).
Sedikit berbeda dengan inventarisasi hutan yang titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon. Perbedaan ini akan mempengaruhi cara sampling. Dari segi floristis-ekologis “random-sampling” hanya mungkin digunakan apabila langan dan vegetasinya homogen, misalnya padang rumput dan hutan tanaman.
Analisa vegetasi secara garis besar adalah mempelajari komunitas tumbuhan , yang mencakup identifikasi species, bentuk pertumbuhan species. Sedangkan khusus synekologi atau ekologi komunitas tumbuhan dikenal sebagai phytososiologi atau sosiologi tumbuhan.
Analisis vegetasi adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mempelajari karakter suatu komunitas Analisa pada berbagai sifat terdiri dari jenis yang kualitatif dan yang kuantitatif. Jenis yang kualitatif berifat memerikan karena kesulitan untuk mengukurnya, meskipun kebanyakan data kualitatif itu dapat ditentukan kuantitasnya kemudian, tetapi jenis yang kuantitatif adalah corak yang dapat diukurdengan mudah .
Prinsif penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agr individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanfa duplikasi atau pengabaian. Karena titk berat analisa vegetasi terletak pada komposisi komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contohyang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Are (KSA).
Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : 1. Luas minimum suatu petak yang dapat mewaskili habitat yang akan diukur, 2. Jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur. Caranya adalah dengan mendaptarkan jenis‐jenis yang terdapat pada petak kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis‐jenis yang ditemukan kembali didaptar. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan luas petak tidak menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis. Luas minimum ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5‐10 % .

BAHAN DAN METODE
Praktikum analisis vegetasi ini memerlukan alat seperti tali raffia, penghitung, alat ukur diameter pohon, meteran 10 meter, patok tanda pembatas, alat tulis dan kertas lebel, penggaris, buku flora, plastik sebagai tempat sampel. Bahan yang digunakan adalah komunitas tumbuhan tertentu sebagai objek praktikum.
Cara kerja praktikum ini adalah ditarik sepanjang 100 meter pada lokasi yang ditentukan. Dibuatlah petak-petak dengan ukuran 10 M X 10M secara berselang selang , pada sitiap(kotak) diamati jenis vegetasinya terutama diameter batangnya 10 cm, kerena sulit mengukur diameter batang, maka dihitung kelilingnyan saja. Dicatat nama spesies vegetasi yang terdapat didalam plot, jika belum mengetahui nama spesiesnya gunakan nama spesies A, B, C dan seterusnya. Dikumpulkan data dari semua plot dan dianalisis dalam satu kesatuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Tabel 1. Data pengamatan

NO NAMA SPESIES JUMLAH PADA PLOT ∑
1 2 3 4 5 6
1 A I I I 3
2 B I I 2
3 C I I 2
4 D I I 2
5 E II 2
6 F I 1
7 G I II 3
8 H II I 3
9 I II I I 4
10 J I 1
11 K II 2
12 L I 1
13 M I 1
14 N I 1
15 O I 1
16 PETAI I 1
JUMLAH 3 7 6 2 5 6 29

Table 2. Data keliling, jari-jari dan bidang dasar suatu jenis
NO SPESIES Keliling (cm) r(cm) Luas (cm2) Bidang dasar
1 A1 101 16.08 812.63 13543.83
A2 55 8.75 240.62 4010.3
A3 35 5.59 98.19 1635.31
2 B1 210 33.44 3511.25 58520.89
B2 55 8.75 240.62 4010.3
3 C1 43 6.84 147.04 2450.66
C2 49 7.79 190.54 3175.8
4 D1 50 7.79 198.63 3310.5
D2 63 10.02 315.25 5254.28
5 E1 42 6.68 140.11 2335.24
E2 37 5.89 108.93 1815.55
6 F 103 16.39 843.93 14065.5
7 G1 45 7.16 161.14 2685.66
G2 43 6.84 147.04 2450.66
G3 135 21.5 1451.465 24191.08
8 H1 98 15.59 763.86 12731
H2 37 5.89 108.94 1815.66
H3 35 5.57 97.48 1624.67
9 I1 88 14.005 616.247 10270.78
I2 32 5.09 81.49 1358.16
I3 77 12.25 471.625 7860.41
I4 78 12.4 153.76 2562.67
10 J 133.5 21.25 1418.25 23637.5
11 K1 56 8.909 249.45 4157.5
K2 130 20.68 1344 22400
12 L 77 12.25 150.06 2501
13 M 47 7.47 55.80 930
14 N 47 7.47 55.80 930
15 O Buah
16 PETAI 48 7.64 58.36 972.82

Tabel 3. Hasil analisis petak kuadrat
NO NAMA JENIS KR(%) FR(%) DR(%) INP
1 A 10.22 56.28
2 B 6.8 37.5
3 C 6.8 37.5
4 D 6.8 37.5
5 E 6.8 37.5
6 F 3.4 18.76
7 G 6.8 56.28
8 H 6.8 56.28
9 I 13.62 74.04
10 J 3.4 18.76
11 K 6.8 37.5
12 L 3.4 18.76
13 M 3.4 18.76
14 N 3.4 18.76
15 PETAI 3.4 18.76
JUMLAH

PEMBAHASAN
Pada praktikum analisis vegetasi ini, didapat 14 spesies yang namanya belum diketahui, sedangkan satu diketahui namanya adalah petai, dan satu buah yang tidak diketahui dari spesies mana.
Menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan komposisi umbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh fenologi, dispersal, dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu baru dipengaruhi oleh vertilitas dan ekunditas yang berbeda setiap spesies sehingga terdapat perbedaan struktur dan komposisi masing-masing spesies.
Menurut Greig-Smith (1983) nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh densitas dan pola distribusinya. Nilai distribusi dapat memberikan informasi tentang keberadaan tumbuhan tertentu dalam suatu plot dan belum dapat memberikan gambaran tentang jumlah individu pada masing-masing plot.
Dominansi pada setiap vegetasi yang ditemukan terbesar pada spesies A sebesar 20% dan Spesies B sebesar 18%, sementara dominansi terendah terdapat pada vegetasi jenis spesies J, Spesies K dan Spesies M.
Indeks nilai penting merupakan hasil penjumlahan nilai relatif ketiga parameter (kerapatan, frekwensi dan dominasi) yang telah diukur sebelumnya, sehingga nilainya juga bervariasi. Nilai INP tertinggi ditemukan pada jenis pesies A sebesar 59%. Besarnya indeks nilai penting menunjukkan peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya atau pada lokasi penelitian. Sehinga dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa vegetasi dominan yang tersebar pada hutan Universitas jambi adalah dari Spesies A.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonym ,2010 analisis vegetasi. http://www.javanuska.com html Diaakses tanggal 17 Desember
2010
Greig-Smith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology. Volume 9. Oxford:
Blackwell Scientific Publications
Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. New York: Macmillan Publishing Co.
Setiadi, D. 1984. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan Bawah dalam Hubungannya dengan Pendugaan Sifat Habitat Bonita Tanah di Daerah Hutan Jati Cikampek, KPH Purwakarta, Jawa Barat. Bogor: Bagian Ekologi, Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB.
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. ITB

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Follow Us

Instructions

Recent Posts

Contributors